Senin, 18 April 2016

PERHITUNGAN SUBNETTING.



PERHITUNGAN SUBNETTING, SIAPA TAKUT?

  
       Artikel ini saya kutip dari ROMISATRIAWAHONO.NET, tentang cara menghitung subnetting. perhitungan subnetting dapat dilakukan dengan dua cara :

1. dapat dilakukan dengan cara binary, yang relatif lambat.
2. dapat dilakukan dengan cara khusus yang lebih cepat.

pada hakikatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar diempat masalah :

1. jumlah subnet
2. jumlah host persubnet
3. blok subnet
4. alamat host-broadcast

       penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2, Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa artinya? artinya adalah bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. ya, kok bisa gitu?, ya karena  /24 diambil dari perhitungan bahwa 24 bit subnet diselubung dengan binari 1. atau dengan kata lain, subnet mask nya adalah :
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). konsep inilah yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-domain Routing) yang pertama kali diperkenalkan oleh IEFT pada tahun 1992.

       Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? bisa terjawab dengan tabel dibawah ini :


SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C

       Sekarang kita langsung latihan.
Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?

Analisa : 192.168.1.0 berati kelas c dengan subnet mask /26 berati 11111111.11111111.11111111.11000000(255.255.255.192).

Penghitungan : Seperti ini sudah saya sebutkan sebelumnya,semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, yang pertama jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu :
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya :
kita udah selesaikan subntting untuk IP address Class C. kita bisa melanjutkannya lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti dibawah ini :
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B

       Langkah-langkah melakukan subnetting untuk IP address Clas B

         pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah.
sengaja dipisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama pada oktet yang "dimainkan" berdasarkan blog subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.

       kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contohnya network address 172.16.0.0/18.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid? 

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contohnya network address 172.16.0.0/25.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

penghitungan :

  1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
  3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
kalau emang masih binggung, sebelum masuk ke Class A, baca ulang yang di Class C denga pelan-pelan kawan ;)

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A

       kalau emang sudah memahami, sekarang kita lanjut ke Class A,Konsepnya sama, perbedaanya terdapat di OKTET dimana kita akan memainkan blog subnet.  Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.

coba kita latihan untuk network address 10.0.0.0/16.

Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan : 
  1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
  3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
 Mudah-mudahan setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. jika belum paham juga, anda ulang-ulang membaca artikel ini dengan pelan-pelan.

CATATAN :

       Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2

REFERENSI :
  1. Todd Lamle, CCNA Study Guide 5th Edition, Sybex, 2005.
  2. Module CCNA 1 Chapter 9-10, Cisco Networking Academy Program (CNAP), Cisco Systems.
  3. Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo, 2004.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar