Selasa, 26 April 2016

PENGERTIAN IGP(INTERIOR GATEWAY PROTOCOL) & EGP(EKSTERIOR GATEWAY PROTOCOL)

Protoko routing dibagi dalam dua jenis yaitu :

1. IGP (interior gateway protocol)
2. EGP (eksterior gateway protocol)

PENGERTIAN IGP(interior gateway protocol)
      Protokol routing yang di desain dan dibuat untuk digunakan didalam sebuah autonomous system tunggal.

PENGETIAN EGP(eksterior gateway protocol)
      Protokol routing yang di desain dan dibuat untuk digunakan oleh router-router antar autonomous yang berbeda.

Autonomous system adalah : sekumpulan network (internetwork) yang berada pada satu sistem administrasi tunggal. contohnya, sebuah internetwork yang dibuat dan didanai oleh sebuah perusahaan kemungkinan besar berada dalam satu autonomous system.dan Juga sekumpulan network dalam satu kampus juga kemungkinan berada dalam satu autonomous system yang sama.

kita tarik kesimpulan dari pengertian IGP dan EGP, kalau IGP protokol yang di desain yang digunakan di dalam sebuah autonomous system tunggal.dan sebaliknya, kalau EGP dibuat dan digunakan router-router antar  autonomous system yang berbeda-beda.
 sekian artikel tentang pengertian IGP dan EGP, semoga bermanfaat bagi anda yang membaca artikel ini :)

sumberkutipan : kuliah-kami.blogspot.co.id 

Senin, 25 April 2016

Pengertian IGRP (Interior Gateway Routing Protocol), Oprasi IGRP, Tujuan IGRP, dan Perubahan IGRP

       Artikel tentang IGRP (interior gateway routing protocol) saya kutip dari : santekno.blogspot.co.id

A. PENGERTIAN  IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
     IGRP adalah protocol distance vector yang diciptakan oleh perusahaan Cisco untuk mengatasi kekurangan RIP (Routing Information Protocol). Jumlah hop maksimum adalah menjadi 255 dan dijadikan sebagai metric, IGRP menggunakan Bandwidth, MTU, Delay Dan Load. IGRP adalah protocol routing yang menggunakan Autonomous System (AS) yang dapat menentukan routing berdasarkan system, interior atau exterior. Administrative distance untuk IGRP adalah 100.

       IGRP merupakan suatu penjaluran jarak antara vektor protokol,masing-masing penjaluran bertugas untuk mengirimkan semua atau sebagian dari isi table penjaluran. dalam penjaluran pesan untuk memperbaharui pada waktu tertentu untuk masing-masing penjaluran.
      Penjaluran memilih alur yang terbaik antara sumber dan tujuan. Untuk menyediakan fleksibilitas tambahan, IGRP mengizinkan untuk melakukan penjaluran multipath. Bentuk garis equal bandwidth dapat menjalankan arus lalu lintas dalam round robin, dengan melakukan peralihan secara otomatis kepada garis kedua jika sampai garis kesatu turun.



Isi dari informasi routing adalah : 
  1. Identifikasi tujuan baru.
  2. Mempelajari apabila terjadi kegagalan. 
IGRP mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini advertise semua jaringan dalam AS. Kunci desain jaringan IGRP adalah :
  1. Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek.
  2. Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda.
  3. Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar.
        IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan kombinasi semua varibel atau yang disebut dengan Composite Metric. Variabel-variabel tersebut : bandwidth, delay, load, reliability.

Operasi IGRP
 
       Masing-masing penjaluran secara rutin mengirimkan masing-masing jaringan lokal kepada suatu pesan yang berisi salinan tabel penjaluran dari tabel lainnya. Pesan ini berisi tentang biaya-biaya dan jaringan yang akan dicapai untuk menjangkau masing-masing jaringan tersebut. Penerima pesan penjaluran dapat menjangkau semua jaringan didalam pesan sepanjang penjaluran yang bisa digunakan untuk mengirimkan pesan.

 TUJUAN-TUJUAN IGRP

  1. Penjaluran stabil dijaringan kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran.
  2. Overhead rendah, IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya.
  3. Pemisahan lalu lintas antar beberapa rute paralel.
  4. Kemampuan untuk menangani berbagai jenis layanan dengan informasi tunggal.
  5. Mempertimbangkan menghitung laju kesalahan dan tingkat lalu lintas pada alur yang berbeda
PERUBAHAN IGRP

      Proses pembaharuan IGRP menjadi EIGRP (Enhanced IGRP), persamaannya IGRP dan EIGRP adalah sama-sama kompatibel, antara router-router yang menjalankan EIGRP dan IGRP dengan autonomous system yang sama akan langsung otomatis terdistribusi. Selain itu EIGRP juga akan memberikan tagging external route untuk setiap route yang berasal dari : 
  1. Routing protocol non EIGRP. 
  2. Routing protocol IGRP dengan AS number yang sama. 
sekian pembahasan tentang IGRP yang saya kutip dari santekno.blogspot.co.id semoga bermanfaat bagi pembaca.. :)
 



 

Selasa, 19 April 2016

KONSEP SUBNETTING. SIAPA TAKUT?



Konsep subnetting. Siapa takut?

Artikel ini saya kutip dari ROMISATRIAWAHONO.NET.

       Subbnetting termasuk materi yang sering keluar di ujian CNNA dengan berbagai variasi soal. Untuk menjelaskan tentang subnetting, ROMISATRIAWAHONO biasanya menggunakan ilustrasi dan analogi yang biasa ada disekitar kita. Artikel ini sengaja ditulis untuk pemula yang baru belajar jaringan dan juga untuk persiapan mengikuti ujian CCNA atau yang sedang mengikuti pelatihan CCNA 1.
      Sebelum kita melangkah lebih jauh, sebenarnya apa itu subnetting dan kenapa harus dilakukan, jawabnya dari pertanyaan tersebut bisa terjawab dengan anologi sebuah jalan. Jalan gatot subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah wilayah jl.Gatot subroto. 

        Ketika rumah diwilayah itu makin banyak, kemungkinan akan menimbulkan kurewetan dan kemacetan. Karena itulah diadakan lagi pengaturan, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, stiap gang ada ketua Rtnya sendiri-sendiri. Sehingga hal tersebut bisa memecahkan kemacetan. Efisiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge(hak) sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadi gambar wilayah baru seperti gambr berikut : 


      Sebenarnya begitulah konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misal suatu kantor ingin membagi kerja  menanjadi tiga divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer(host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat pada satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang.Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.
        Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS
sekarang kita lanjut ke subnet MASK, apa itu subnetmask?

     subnetmask digunakan bagaimana cara membagi jalan dan gang atau membagi network dangan hostnya. SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing class IP address adalah sbb :

      setelah anda membaca artikel ini, silahkan anda lanjutkan membaca artikel penghitungan subnetting siapa takut di Ammarsyah13.blogspot.co.id


Senin, 18 April 2016

PERHITUNGAN SUBNETTING.



PERHITUNGAN SUBNETTING, SIAPA TAKUT?

  
       Artikel ini saya kutip dari ROMISATRIAWAHONO.NET, tentang cara menghitung subnetting. perhitungan subnetting dapat dilakukan dengan dua cara :

1. dapat dilakukan dengan cara binary, yang relatif lambat.
2. dapat dilakukan dengan cara khusus yang lebih cepat.

pada hakikatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar diempat masalah :

1. jumlah subnet
2. jumlah host persubnet
3. blok subnet
4. alamat host-broadcast

       penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2, Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa artinya? artinya adalah bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. ya, kok bisa gitu?, ya karena  /24 diambil dari perhitungan bahwa 24 bit subnet diselubung dengan binari 1. atau dengan kata lain, subnet mask nya adalah :
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). konsep inilah yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-domain Routing) yang pertama kali diperkenalkan oleh IEFT pada tahun 1992.

       Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? bisa terjawab dengan tabel dibawah ini :


SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C

       Sekarang kita langsung latihan.
Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?

Analisa : 192.168.1.0 berati kelas c dengan subnet mask /26 berati 11111111.11111111.11111111.11000000(255.255.255.192).

Penghitungan : Seperti ini sudah saya sebutkan sebelumnya,semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, yang pertama jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu :
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya :
kita udah selesaikan subntting untuk IP address Class C. kita bisa melanjutkannya lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti dibawah ini :
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B

       Langkah-langkah melakukan subnetting untuk IP address Clas B

         pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah.
sengaja dipisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama pada oktet yang "dimainkan" berdasarkan blog subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.

       kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contohnya network address 172.16.0.0/18.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid? 

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contohnya network address 172.16.0.0/25.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

penghitungan :

  1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
  3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
kalau emang masih binggung, sebelum masuk ke Class A, baca ulang yang di Class C denga pelan-pelan kawan ;)

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A

       kalau emang sudah memahami, sekarang kita lanjut ke Class A,Konsepnya sama, perbedaanya terdapat di OKTET dimana kita akan memainkan blog subnet.  Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.

coba kita latihan untuk network address 10.0.0.0/16.

Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan : 
  1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
  3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
 Mudah-mudahan setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. jika belum paham juga, anda ulang-ulang membaca artikel ini dengan pelan-pelan.

CATATAN :

       Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2

REFERENSI :
  1. Todd Lamle, CCNA Study Guide 5th Edition, Sybex, 2005.
  2. Module CCNA 1 Chapter 9-10, Cisco Networking Academy Program (CNAP), Cisco Systems.
  3. Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo, 2004.